Evian dan Fiji disaingi oleh pesaing air yang layak yang jauh berada di Papua, Indonesia?

Itu tidak terlalu mengada-ada.

"Air alami di sini tidak kalah dengan Evian atau Fiji, dan sejujurnya saya berpikir itu akan menjadi peluang bisnis yang besar di Papua," kata Mark Johnson, President-Freeport-McMoRan Indonesia.

Johnson berharap bahwa air murni akan membantunya mencapai tujuan yang bahkan lebih penting daripada menjadi pemain di pasar air global -- mengurangi jumlah botol air plastik di Dataran Tinggi dan Dataran Rendah.

“Kami perlu mengedukasikan seberapa baik air di sini dan mensosialisasikan upaya yang dibutuhkan untuk mendatangkan air kemasan dan jumlah limbah yang dihasilkan,” kata Johnson. "Menurut saya membawa air di sini seperti membawa pasir ke pantai."

potable water-01
Langsung dari Keran. Foto Kredit: CorpComm
potable water-02
Minum Air Putih dari Keran. Foto Kredit: CorpComm
potable water-03
Di Belakang Layar - Sistem dari Air Minum. Foto Kredit: CorpComm
potable water-04
Data Facilities Management tentang Air Minum. Foto Kredit: CorpComm
potable water-04
potable water-04
potable water-04
potable water-04


Mengingat perusahaan mengirimkan lebih dari 15.000 botol per hari ke Papua untuk didistribusikan ke seluruh area kerja, pengurangan jejak plastik sangat penting.

Pendanaan, jumlah waktu, dan upaya yang dibutuhkan untuk membawa air kemasan ke PTFI sangat mengejutkan, kata Bill Rising, VP-Strategic Business Services & Transportation.

“Setiap botol plastik air yang dikonsumsi di sini berasal dari Jawa, dimasukkan ke dalam kontainer  kapal, ke truk, naik ke Dataran Tinggi, dan dibongkar dan diletakkan di atas rak sehingga kami dapat minum air. Botol-botol ini masuk ke landfill kami, dan tempat pembuangan sampah kami penuh,” kata Rising. "Sementara itu, kami mendapatkan setidaknya 8 meter (315 inci) hujan per tahun di tempat ini."

Akses yang mudah = lebih sedikit botol

Botol air sangat populer karena sangat mudah dan nyaman untuk minum air yang di genggam. Hal ini berarti perusahaan harus membuat air minum mudah diakses dan dibawa agar meyakinkan warga dan karyawan untuk beralih.

Joe Fragnito, Manager-Strategic Planning and Essential Services yang memimpin tim menyelesaikan konstruksi tangki, pipa dan infrastrukturnya pada bulan Juli untuk 37 tangki air minum.

“Di area kerja tertentu seperti Deep MLZ, kami memiliki pabrik pemurnian. Di area tanpa pabrik, kami mengirimkan truk air dan mengisi tangki-tangki tersebut,” kata Fragnito. “Kami telah membagi botol isi ulang sebesar 2 liter kepada karyawan sehingga, mereka dapat mengisi botolnya sendiri. Kami juga menyediakan sistem tempat mereka dapat mencuci botol mereka. ”

Sudah ada rencana membangun sebuah instalasi pengolahan air yang menyediakan air minum di Grasberg Block Cave, DOZ dan tambang Big Gossan, yang pada akhirnya akan menghilangkan kebutuhan tank. Sementara pabrik pengolahan di area pabrik dijadwalkan selesai awal tahun depan, itu tidak menghentikan tim Fragnito memasang tank di sana.

"Beberapa orang mungkin berpikir bahwa kita bisa saja melewatkan tank di lokasi itu dan menunggu setahun sampai pabrik itu dibangun," kata Tim Gibson, Maintenance Coordinator. “Kami menempatkan tank di sana karena ini adalah upaya yang sangat penting, dan kami ingin memasok air minum sekarang.”

Anda bisa menuntun kuda ke air ...

Persepsi adalah kenyataan, dan kebanyakan orang Indonesia memiliki persepsi bahwa air keran tidak aman untuk diminum.

“Masalahnya adalah mengatasi paradigma, budaya orang Indonesia yang air keran tidak aman kecuali mereka merebusnya,” kata Sugiharso, Manager-Facilities Management.

Mereka berharap fakta-fakta aktual akan berhasil.

“Di kantor-kantor di Tembagapura dan Ridge Camp tepat di sebelah dispenser air, kami akan tempelkan hasil lab yang akan sering kami perbarui yang menunjukkan perbandingan kualitas air dari air kami dengan air kemasan,” kata Sugiharso.

Sementara itu, Mark Johnson telah menambahkan jabatan tidak resmi dari chief marketing officer dan sibuk mempromosikan peluang bisnis air.

"Saya sedang bekerjasama dengan pengusaha lokal yang bekerja di ekowisata untuk mencari cara mengambil air dan menaruhnya di wadah isi ulang selain botol plastik," kata Johnson. “Air itu kemudian bisa didistribusikan dan dijual di Tembagapura sampai ke Timika.” (Tom Stauffer)





Kembali Ke List