Sebagai anggota EP&R, sangat penting bagi kami untuk berjuang untuk keunggulan. Dengan komitmen dan dedikasi diri untuk pengembangan tidak hanya akan menguntungkan diri kita sendiri, tetapi juga tim kita dan orang lain dalam situasi kritis. -- Benito Sabatino Vanderkley, peraih Trengginas (Kekuatan Fisik).

 

Dalam upaya untuk meningkatkan keselamatan operasional melalui penerapan program pelatihan bersertifikat Basic Fire & Rescue Course (BFRC), PT Freeport Indonesia Divisi Mining Safety  melatih karyawan baru yang bertugas di Smelter, Gresik. Sesi pelatihan komprehensif selama 29 hari ini, yang diadakan di Jobsite, Timika, dirancang khusus untuk memberikan sertifikasi resmi kepada peserta sambil membekali mereka dengan keterampilan penyelamatan kritis yang diperlukan untuk mengelola berbagai situasi darurat yang mungkin terjadi secara efektif.

Agus Simanjuntak, Superintendent di Divisi Mining Safety mengartikulasikan bahwa inisiatif pelatihan ini merupakan komponen mendasar yang bertujuan untuk memastikan kesiapan karyawan untuk menghadapi tantangan yang ada di lapangan. “Keselamatan adalah prioritas utama kami. Melalui pelatihan ini, kami memastikan bahwa karyawan tidak hanya memahami aspek teoritis tetapi juga siap untuk menanggapi keadaan darurat di dunia nyata. Kami menganggap pelatihan ini sebagai investasi penting dalam keberlanjutan operasional dan keselamatan semua pihak yang terlibat,” ujar Agus.

Program pelatihan ini mencakup berbagai materi penting, antara lain kebakaran, pendakian gunung, hazmat, ekstrikasi, penyelamatan di ruang terbatas, serta penyelamatan di air. Selain itu, dilengkapi dengan program pelatihan fisik intensif yang bertujuan untuk memastikan bahwa para peserta siap baik secara mental dan fisik.

Mohammad Yafie, seorang peserta yang memiliki latar belakang medis, menyatakan bahwa ia menghadapi tantangan yang cukup besar selama pelatihan ini, terutama teknik penyelamatan di ketinggian. Yafie mengungkapkan, “Saya terbiasa dengan situasi medis, tetapi penyelamatan di ketinggian merupakan pengalaman yang sangat berbeda. Hal ini memberikan saya tantangan baru dan semakin memotivasi saya untuk menjadi bagian dari tim penyelamat di garis depan”.
 

EP&R Gresik
Pelatihan BFRC ke-28 untuk EP&R Gresik
EP&R Gresik
Pelatihan BFRC ke-28 untuk EP&R Gresik
EP&R Gresik
Pelatihan BFRC ke-28 untuk EP&R Gresik
EP&R Gresik
Pelatihan BFRC ke-28 untuk EP&R Gresik
EP&R Gresik
Pelatihan BFRC ke-28 untuk EP&R Gresik
EP&R Gresik
Pelatihan BFRC ke-28 untuk EP&R Gresik
EP&R Gresik
Pelatihan BFRC ke-28 untuk EP&R Gresik
EP&R Gresik
Pelatihan BFRC ke-28 untuk EP&R Gresik
EP&R Gresik
Pelatihan BFRC ke-28 untuk EP&R Gresik
EP&R Gresik
Pelatihan BFRC ke-28 untuk EP&R Gresik
EP&R Gresik
Pelatihan BFRC ke-28 untuk EP&R Gresik
EP&R Gresik
Pelatihan BFRC ke-28 untuk EP&R Gresik
EP&R Gresik
Pelatihan BFRC ke-28 untuk EP&R Gresik
EP&R Gresik
Penutupan BFRC ke-28 PTFI
EP&R Gresik
Penutupan BFRC ke-28 PTFI
EP&R Gresik
Penutupan BFRC ke-28 PTFI
EP&R Gresik
Penutupan BFRC ke-28 PTFI
EP&R Gresik
EP&R Gresik
EP&R Gresik
EP&R Gresik
EP&R Gresik
EP&R Gresik
EP&R Gresik
EP&R Gresik
EP&R Gresik
EP&R Gresik
EP&R Gresik
EP&R Gresik
EP&R Gresik
EP&R Gresik
EP&R Gresik
EP&R Gresik
EP&R Gresik


Selain itu, Nur Wahidatur Rohmah, seorang karyawati salah satu dari tujuh karyawan yang mengikuti pelatihan gelombang kedua ini menyampaikan antusiasmenya yang mendalam. “Pemadam kebakaran merupakan aspek yang paling saya sukai dari pelatihan ini. Sebagai karyawati di EPR, saya menghadapi keterbatasan; Namun, pelatihan ini mengharuskan kami untuk meningkatkan kemampuan dan menjadi lebih kuat daripada semula. Merupakan suatu kepuasaan tersendiri bagi saya untuk mempelajari keterampilan yang akan berkontribusi pada penyelamatan nyawa.” katanya.

“Kita melatih peserta untuk menghadapi situasi nyata. Pelatihan fisik yang intensif dan simulasi yang kami laksanakan bertujuan untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir cepat dan mengambil tindakan tegas, serta untuk berkolaborasi secara efektif dalam kondisi berbahaya. Persiapan ini tidak hanya berkaitan dengan keterampilan teknis, tetapi juga mencakup kesiapan mental dan perilaku yang diperlukan,” ungkap Purnomo, pelatih dan pembimbing tim ini, Purnomo yang mempunyai pengalaman 17 tahun di tanggap darurat, menekankan pentingnya disiplin dan kerjasama tim dalam setiap misi penyelamatan.

Dengan dukungan yang komprehensif dari pihak manajemen, inisiatif pelatihan ini diharapkan dapat menghasilkan tim penyelamat yang memiliki ketahanan tinggi dan siap untuk menghadapi berbagai skenario darurat yang mungkin terjadi di lingkungan kerja PTFI.

Pelatihan gelombang kedua yang diikuti oleh tujuh karyawan ini ditutup di Station Base Camp pada tanggal 24 October 2024 dengan penyerahan sertifikat kelulusan bagi seluruh peserta, sebagai penghargaan atas dedikasi dan kerja keras mereka. Penghargaan khusus juga di berikan kepada dua peserta yang berprestasi, untuk kategori Trengginas (kekuatan fisik) dan Tanggon (kecerdasan), sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian luar biasa mereka selama pelatihan. Acara ditutup dengan dentuman Tifa yang menggema, melambangkan kekuatan dan persatuan saat para karyawan ini membawa keterampilan dan komitmen mereka ke Smelter di Gresik. (imarischa)

 

Kekompakkan merupakan kunci utama untuk meningkatkan kemampuan tim penyelamat. Dalam situasi darurat, koordinasi yang baik dan komunikasi yang efektif antar anggota tim dapat meningkatkan respons dan kesesalamatan -- Goldilov Nadya Gantari, peraih Tanggon (kecerdasan)





Kembali Ke List