Pelopor Teknologi Pertambangan


02 September 2022


Agenda Presiden Jokowi saat berkunjung ke Tembagapura adalah meresmikan teknologi pertambangan 5G milik perseroan. Kemajuan teknologi yang merupakan kerjasama antara PT Freeport Indonesia dan PT Telekomunikasi Seluler ini diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan produktivitas perusahaan.

Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan
Pelopor dalam Teknologi Pertambangan


“Hari ini, kami mencapai tonggak penting dengan menerapkan teknologi penambangan pintar 5G pertama di Asia Tenggara, berkat kolaborasi antara PT Freeport Indonesia dan PT Telekomunikasi Seluler,” kata Jokowi.

Tony Wenas, Presiden Direktur PTFI, menjelaskan bahwa meskipun teknologi 5G mungkin akan menjadi terobosan di kawasan ini, karena operasinya yang menantang dan kompleks secara alami, PTFI telah mengembangkan teknologi otonom sejak tahun 2006. Dengan PTFI yang sekarang sepenuhnya berproduksi dari tambang bawah tanahnya, operasi memerlukan teknologi canggih lebih dari sebelumnya untuk memberikan produksi yang aman. Dikombinasikan dengan fitur teknik avant-garde, peningkatan teknologi diharapkan dapat mengendalikan risiko dan bahaya pertambangan bawah tanah yang terkait.

“Inovasi teknologi 5G akan memungkinkan kita untuk memantau dan mencegah kecelakaan dengan mengoptimalkan penggunaan Artificial Intelligence,” kata Tony. “Operasi bawah tanah kami menimbulkan bahaya tingkat tinggi bagi pekerja dan aset. Oleh karena itu, kita membutuhkan perencanaan yang matang, menerapkan teknologi tepat guna, memberdayakan dan melindungi tenaga kerja kita.”





Kembali Ke List