Perjalanan dari Pelatihan Kepemimpinan Hingga ke Tim Keberagaman dan Inklusi PTFI


15 October 2020


Ledyani Simarmata, pada waktu itu adalah Superintendent-Media Relations Engagement PT Freeport Indonesia, bepergian ke Washington, D.C., New York City and Arizona sebagai orang Indonesia pertama yang terpilih untuk bergabung dalam program prestisius Next Generation Leaders McCain Institute.

Menciptakan perubahan untuk kebaikan adalah tujuan utama dari program sembilan bulan yang kompetitif, di mana peserta dibekali untuk melayani tujuan besar dalam dunia yang rumit di era globalisasi. Program ini terinspirasi dari nama program itu sendiri, mendiang Senator AS John McCain dari Arizona.

Kini setelah kembali ke Indonesia setelah melewatkan sembilan bulan di Amerika Serikat, Ledy berharap dapat mewujudkan perubahan dengan pengetahuan baru yang ia dapatkan. Sebagai anggota terbaru dalam Tim Keberagaman dan Inklusi (Diversity and Inclusion Team), ia memulai peran barunya dengan terlibat dalam sebuah proyek penting – menjadi moderator sebuah kegiatan yang membawa eksekutif global perusahaan dan pimpinan Jobsite membahas keberagaman gender dan nilai-nilai SINCERE.

“SINCERE adalah singkatan dari Safety, Integrity, Commitment, Respect dan Excellence dan berperan sebagai panduan untuk setiap orang di perusahaan dalam berinteraksi satu sama lain, termasuk penerapan dalam pendekatan pada keberagaman dan inklusi,” kata Ledy. “Diskusinya menjelaskan standar ini dan para pimpinan yang terlibat membagikan pandangan mereka dan membantu komunitas internal kita merangkul nilai-nilai ini.”

Dalam peran perdananya sebagai anggota tim Keberagaman dan Inklusi Freeport-McMoRan, Ledy Simarmata, bawah tengah, membawakan acara SINCERE yang membahas praktik keberagaman dan inklusi di PT Freeport Indonesia.

 

SINCERE yang mencerminkan nilai-nilai yang dirinci dalam Prinsip-prinsip Perilaku Bisnis/Principles of Business Conduct global berperan sebagai landasan atas komitmen perusahaan dalam menerapkan praktik usaha yang etis – mulai dari kepatuhan terhadap hukum dan menghindari konflik kepentingan dalam memperlakukan rekan kerja dan pemangku kepentingan dengan rasa hormat – sebuah kunci dalam mendorong partisipasi wanita di angkatan kerja.

“Kami senang Ledy bisa berbagi apa yang telah ia dapatkan dari McCain Institute ke dalam tim Keberagaman dan Inklusi kita seiring kami bekerjasama meningkatkan kesadaran akan keberagaman dalam organisasi kita,” kata Kayla Guidroz, Technical Expert-Corporate Policy Alignment PTFI dan anggota tim Keberagaman dan Iklusi. “Ia menunjukkan antusiasme luar biasa dalam nilai-nilai perusahaan dan akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan baik itu dalam masa depan perusahaan dan keberhasilan tujuan tim keberagaman.”



 

Keberagaman dan Inklusi

Acara yang dimoderasi oleh Ledy merupakan satu dari sejumlah rangkaian kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia bulan Agustus lalu. Acara ini menampikan Kathleen Quirk, Executive Vice President and Chief Financial Officer; Tony Wenas, Presiden Direktur PTFI; dan Mark Johnson, Director, Executive Vice President and Chief Operating Officer PTFI. Mereka membahas tentang pentingnya merangkul keberagaman dan perannya sebagai nilai inti perusahaan.

Ledy Simarmata, bawah kiri, dan sesame rekan peserta program Next Generation Leaders, berfoto bersama Cindy McCain, tengah kiri, saat upacara wisuda yang digelar untuk pertama kalinya.

Di Indonesia, wanita hanya mengisi tujuh persen dari jumlah tenaga kerja perusahaan tapi lebih dari separuh wanita dalam angkatan kerja Indonesia. Secara global, Freeport-McMoRan memiliki target pencapaian 15 persen tenaga kerja wanita. Di Amerika Utara, wanita menempati angka 19 persen dari total tenaga kerja perusahaan. Di Indonesia, angkanya jauh lebih rendah sehingga menghasilkan angka rata-rata global tenaga kerja wanita kita sebesar 13 persen, yang mana belum berubah sejak tahun 2018.

“Di Indonesia, kita boleh menghadapi tantangan yang unik, tapi saya rasa tenaga kerja wanita kita mampu dan kompetitif. Mereka membuka jalan untuk yang lain. Saat kita mendorong representasi yang imbang antara wanita dan pria, organisasi kita bisa lebih kuat dan semua memperoleh manfaat,” kata Ledy.

Kegigihan dalam Pandemi

Ledy, seorang mantan jurnalis televisi yang lulus dengan gelar master dari University of Manchester berkat beasiswa Chevening dari Pemerintah Inggris bergabung dengan PTFI pada tahun 2012. Ledy pertama kali bergabung dengan tim media relations perusahaan dan bertugas mengembangkan hubungan yang sehat antara PTFI dan media.

Pengalamannya dalam program Next Generation Leader McCain Institute dimulai di bulan September 2019 dengan pertemuan-pertemuan dengan pemimpin-pemimpin negeri dari berbagai bidang di Washington, D.C., lalu di New York City. Ia kemudian menggarap leadership action plan-nya bekerjasama dengan Decision Theater Network Arizona State University di Tempe, Arizona. Ia berhasil menaklukkan tantangan menyelesaikan program di tengah pandemi dan karantina wilayah.

“Itu adalah salah satu pengalaman paling aneh dalam hidup saya. Semuanya berjalan lancar dan sesuai jadwal, tapi saat kami memasuki tiga bulan terakhir program, semuanya berubah seketika,” kata Ledy. “Tapi belajar tentang bagaimana virus menyebar cepat di Amerika Serikat dan bagaimana negara menangani pandemi juga merupakan pelajaran kepemimpinan bagi kami,”

Ledy menyelesaikan tiga bulan terakhir program Next Generation Leader dalam karantina di apartemennya di Arizona, terpisah di belahan dunia lain dari keluarga dan teman-temannya. Sesi-sesi program dialihkan daring dan perjalanan-perjalanan dibatalkan.

Sebagai bagian dari program yang ia ikuti, Ledy Simarmata bertemu dengan berbagai pemimpin AS. Termasuk Dr. Henry A. Kissinger, diplomat Amerika, penerima Nobel Perdamaian, dan Menteri Luar Negeri ke-56 Amerika Serikat di New York City.

Selama karantina, ia mengajak rekan-rekannya sesama peserta program Next Generation Leader – yang merupakan perwakilan negara-negara dari berbagai penjuru dunia – untuk terlibat dalam percakapan daring, saling berbagi ide dan pengalaman kepemimpinan. Berdasarkan tanggapan positif dari rekan-rekannya, Ledy membuat kanal YouTube yang bernama “Talks with Ledy.”

“Saya bersyukur atas kesempatan mengikuti program, dan atas kekompakan angkatan kami yang mendorong kami untuk tetap dekat dan mendukung satu sama lain,” kata Ledy.

 





Kembali Ke List