SINCERE untuk Pekerjaan Dan Kehidupan Lebih Baik


08 December 2022


Artikel oleh Inzi Almuntadzar - Juara 3 Lomba Menulis Artikel SINCERE 2022

PT Freeport Indonesia (PTFI) memiliki nilai (value) dasar perusahaan, yaitu SINCERE (Safety, Integrity, Commitment, Respect, Excellence). Kelima nilai tersebut adalah nilai perilaku, tindakan dan kegiatan karyawan sehingga SINCERE menjadi identitas unik karyawan PTFI.

Untuk mengelaborasikan nilai SINCERE dalam perilaku, tindakan dan kegiatan karyawan PTFI dibutuhkan suatu kerangka kerja (framework). Salah satu kerangka kerja yang bisa digunakan adalah 7-S frameworks dari McKinsey. Frameworks ini pertama kali diperkenalkan oleh Thomas J. Peters dan Robert H. Waterman dalam bukunya In Search of Excellence. 7-S Frameworks tersebut adalah Strategy, Structure, System, Styles, Staff, Skills, dan Shared Value. Berikut adalah diagram dari 7-S Frameworks (lihat gambar).  Dengan menggunakan 7-S frameworks tersebut diharapkan karyawan PTFI mampu mengimplementasikan nilai SINCERE di tempat kerja dan kehidupan sehari-hari. 7-S frameworks tersebut dapat dibagi dua kategori, yaitu Hard S’s dan Soft S’s (lihat tabel). 

Secara umum Hard S’s lebih berfokus kepada organisasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga semua elemen organisasi bisa saling berkolaborasi satu sama lain. Sedangkan untuk Soft, S’s lebih fokus kepada salah satu elemen organisasi yaitu karyawan yang merupakan aset perusahaan paling berharga. Berikut ini adalah bahasan mengenai 7-S frameworks dalam konteks SINCERE di PTFI.

 

 1. Strategy

Strategi adalah perencanaan yang dilakukan dengan mengelaborasikan tujuan, kebijakan, dan elemen yang ada atau potensi yang ada. Berikut adalah implementasi nilai SINCERE dalam kerangka strategi yang dapat diterapkan di tempat kerja:

SINCERE digunakan sebagai nilai untuk menyelesaikan konflik. Nilai yang relevan adalah Respect dan Integrity. Nilai Respect atau saling menghormati harus tetap dipegang Ketika konflik muncul di tempat kerja. Kita menghormati perbedaan pendapat yang ada sekaligus jujur, transparan dan bertanggung jawab (Integrity) untuk menyelesaikan masalah dan konflik. Dengan strategi penyelesaian masalah dan konflik berdasarkan nilai SINCERE diharapkan tidak ada pihak yang merasa tersakiti, sehingga konflik yang diselesaikan dengan baik dapat menimbulkan kepercayaan (trust) yang pada akhirnya karyawan lebih produktif.

SINCERE digunakan sebagai nilai dalam komunikasi dan interaksi. Karyawan PTFI memiliki latar belakang yang beraneka ragam. Perbedaan budaya, usia, karakter, tingkat pendidikan dan jenjang karir sering sekali membuat hambatan ketika seseorang berkomunikasi dan berinteraksi. Menyikapi perbedaan tersebut nilai saling menghargai dan menghormati (Respect) dapat diterapkan agar karyawan merasa nyaman dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Hal tersebut tentu saja akan menambah produktifitas organisasi karena kelancaran komunikasi dan interaksi karyawan secara langsung memberikan kelancaran kegiatan proses produksi.

 

2. Structure

Struktur ini menggambarkan susunan atau hierarki organisasi yang memperlihatkan pekerjaan, fungsi, tanggung jawab dan kewenangan yang tersusun membentuk sebuah jaringan. Dalam konteks SINCERE implementasi tindakan atau perilaku yang dapat dilakukan adalah:

Menyusun struktur organisasi berdasarkan nilai Excellence, Integrity, dan Commitment. Kejelian seorang manajer untuk merekrut anggota baru atau mengelola organisasi sangat diperlukan tidak hanya dari segi teknis (Excellence), tetapi mempertimbangkan juga aspek non teknis seperti Integrity dan Commitment. Aspek non teknis sama pentingnya dengan teknis, karena aspek tersebut menentukan apakah sebuah tim dalam organisasi dapat bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan atau malah sebaliknya memecah belah tim.

 

3. System

Sistem adalah proses dan prosedur dalam perusahaan yang menentukan kegiatan sehari-hari. Sistem dapat berupa kumpulan unsur, elemen, komponen yang ada dalam perusahaan dan saling berinteraksi satu sama lain demi mencapai suatu tujuan atau hasil. Sistem yang berjalan biasanya dibarengi dengan sebuah SOP (Standard Operating Procedure). Berikut adalah implementasi nilai SINCERE dalam sistem:

Merancang dan membuat SOP selalu memperhatikan nilai Safety, Integrity, Respect dan Excellence. Nilai Safety memastikan perlindungan keselamatan terhadap karyawan sehingga proses pekerjaan atau produksi tidak akan mengalami kerugian yang ditimbulkan oleh sisi keselamatan. Nilai Integrity memastikan bahwa SOP yang dibuat harus berdasarkan peraturan yang ada, sehingga karyawan mempunyai payung hukum Ketika bekerja. Nilai Respect memastikan bahwa SOP tersebut menghormati hak asasi manusia, nilai budaya, dan nilai agama sehingga tindakan dan perilaku karyawan ketika bekerja akan merasa aman dan nyaman. Dan yang terakhir adalah nilai Excellence memastikan bahwa karyawan bekerja dengan menggunakan metode, alat dan peralatan serta kemampuan dan pengetahuan terbaik yang dibutuhkan sehingga tujuan dan hasil dapat dicapai.

Setelah membuat SOP berdasarkan nilai SINCERE, maka selanjutnya adalah melaksanakan SOP tersebut berdasarkan nilai Integrity dan Commitment. Nilai Integrity berarti karyawan harus jujur, transparan dan bertanggung jawab ketika menjalankan SOP. Jujur dan transparan memastikan bahwa setiap pekerjaan ada SOP dan bertanggung jawab bisa memenuhi persyaratan terdapat dalam SOP. Nilai Commitment mengandung makna bahwa karyawan memberikan perhatian sepenuhnya terhadap SOP, bersungguh-sungguh menjalankannya dan memberikan yang terbaik agar SOP tersebut dapat dilakukan dan dipatuhi dalam pekerjaan.



4. Style

Menggambarkan gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh organisasi. Gaya kepemimpinan yang ada dalam PTFI sering berubah seiring dengan pergantian kepemimpinan. Hal ini tidak hanya terjadi di PTFI, tetapi semua organisasi dan perusahaan akan mengalami hal yang sama. Perubahan tersebut adalah tantangan sekaligus peluang (opportunity) perusahaan agar bisa berkembang. Berikut adalah implementasi gaya kepemimpinan dalam konteks SINCERE di PTFI:

Melengkapi gaya kepemimpinan dengan SINCERE. Meskipun PTFI telah memperkenalkan beberapa pelatihan kepemimpinan bagi para pimpinan salah satunya adalah Situational Leadership®, tetapi tidak ada salahnya melengkapinya dengan nilai SINCERE. Integrity, Commitment, dan Respect membuat Situational Leadership® semakin kokoh. Tanpa ada kejujuran, transparansi dan tanggung jawab (Integrity) dari seorang pemimpin akan menimbulkan ketidakpercayaan. Tanpa ada pengertian, proaktif, dan kepedulian (Commitment) dari seorang pemimpin akan menimbulkan konflik. Tanpa ada saling menghormati dan menghargai (Respect) akan menimbulkan rasa antipati.

Sinergi dan kolaborasi pimpinan dan karyawan menggunakan SINCERE. Karyawan PTFI mempunyai latar belakang lintas generasi mulai dari generasi X yang cenderung logis dan kaku, generasi Y cenderung ingin tahu dan percaya diri dan generasi Z cenderung egosentris dan kreatif. Dengan komposisi karyawan seperti itu dibutuhkan nilai SINCERE agar sinergi dan kolaborasi antar karyawan berhasil. Nilai tersebut adalah Integrity, Commitment dan Respect. Meskipun generasi karyawan berbeda apabila pemimpin dan karyawan bertindak jujur dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan, berkomitmen dan peduli untuk menjawab semua tantangan yang ada, dan menghormati segala perbedaan yang ada, maka sinergi dan kolaborasi akan berhasil sehingga dapat menciptakan organisasi yang produktif.

 

5. Staff

Merupakan elemen bagaimana organisasi mengelola karyawan baik dalam hal jumlah, kebutuhan, kemampuan, rewards, motivasi, perekrutan dan pelatihan. Bagi PTFI karyawan adalah aset berharga yang harus terus dijaga agar kegiatan operasional dapat terus berjalan. Tidak hanya dijaga, karyawan juga mendapatkan pengembangan dan kesempatan untuk mendapatkan kemampuan dan pengetahuan baru guna mendukung pekerjaan. Pengembangan karyawan PTFI juga tidak terlepas dari nilai-nilai SINCERE. Berikut adalah implementasi yang dapat dilakukan:

Pengembangan karyawan (empowerment) yang berbasis Commitment, Respect dan Excellence. Pengembangan berdasarkan Commitment berarti perusahaan tanggap, peduli dan bersedia mengalokasikan sumber daya untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan karyawan secara berkesinambungan. Respect berarti perusahaan menghormati perbedaan gender, perbedaan budaya, perbedaan kemampuan sehingga pengembangan karyawan benar-benar dilakukan secara adil dan bijaksana. Excellence berarti perusahaan memberikan pelatihan terbaik dan terkini bagi karyawan. Metode kerja dan ilmu pengetahuan selalu berkembang sehingga perusahaan harus peka dan menginginkan yang terbaik bagi karyawan.

Perencanaan jenjang karir karyawan berdasarkan nilai Respect dan Excellence. Perusahaan merencanakan program karir bagi karyawan yang potensial berdasarkan nilai Respect berarti semua karyawan memiliki kesempatan yang sama baik laki-laki dan perempuan. Selain gender, usia dan pengalaman juga harus dipertimbangkan agar tidak membatasi kesempatan dalam berkarir. Nilai Excellence berarti perusahaan mempertimbangkan aspek kemampuan dan pengetahuan karyawan. Kemampuan dan pengetahuan tidak terbatas kepada aspek teknis, tetapi mencakup non teknis seperti gaya kepemimpinan, manajemen konflik, dan behaviour. Dengan memperhatikan nilai SINCERE dalam pengelolaan karyawan diharapkan mampu memberikan kontribusi optimal bagi perusahaan sehingga perusahaan dapat berkelanjutan (sustain).

 

6. Skills

Merupakan kemampuan yang dimiliki oleh karyawan atau organisasi. Karyawan dan organisasi harus mempunyai kompetensi atau kemampuan yang autentik dan unik sehingga mampu bersaing dan membantu perusahaan mencapai tujuannya. Nilai SINCERE yang digunakan dalam hal ini adalah nilai Excellence atau Keunggulan. Berikut adalah  implementasi nilai Excellence yang dapat dilakukan PTFI:

Program Continues Improvement. Kompetensi karyawan atau organisasi harus menerapkan perbaikan atau peningkatan yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Saat ini teknologi dan ilmu pengetahuan terus berkembang sehingga mengharuskan organisasi terus memperbarui kompetensi. Commitment dan dukungan manajemen tinggi untuk program ini diperlukan sehingga karyawan dan organisasi dapat terus meningkatkan kompetensinya Program Lesson learned dan Knowledge Management. Ada 2 jenis tipe pengetahuan, yaitu tangible dan intangible. Ilmu pengetahuan tangible mudah dan praktis untuk dikelola sebaliknya ilmu pengetahuan intangible memerlukan manajemen pengetahuan. Ilmu pengetahuan intangible sangat berlimpah dan mampu memberikan kontribusi yang nyata terhadap keunggulan karyawan. Sehingga program Lesson Learned diperlukan agar ada proses pemindahan dari intangible ke tangible. Sekali lagi Commitment dan dukungan manajemen diperlukan sehingga ilmu pengetahuan yang berada dalam organisasi dapat terjaga dan berkembang.

 

7. Shared Values

Merupakan nilai, norma atau standar yang berlaku dalam perusahaan. PTFI sendiri sudah mempunyai nilai yaitu SINCERE (Safety, Integrity, Commitment, Respect, Excellence). Dalam McKinsey 7-S frameworks keberadaan nilai SINCERE sebagai pusat atau nilai yang harus mendasari frameworks lainnya. Beberapa implementasi SINCERE untuk setiap frameworks sudah dijelaskan dan untuk pembahasan terakhir mengenai Shared Values ini akan dibahas mengenai implementasi bagaimana agar nilai tersebut dapat melekat disetiap frameworks.

SINCERE Mind. Tujuan dari program ini adalah untuk melekatkan nilai-nilai SINCERE ke dalam pikiran karyawan. Salah satu caranya adalah karyawan harus lebih sering mendiskusikan SINCERE (engagement) tidak hanya dalam ruang diskusi formal, SINCERE dapat dibahas dalam obrolan santai ketika jam istirahat atau ketika di luar jam kerja. Peran supervisor dan manajemen diperlukan agar suasana kerja nyaman bagi karyawan untuk menyampaikan pendapatnya sehingga ruang diskusi lebih terbuka. Ketika ruang diskusi sering terjadi, maka peran supervisor dibutuhkan agar bisa menyisipkan materi SINCERE. Sehingga dengan demikian karyawan akan lebih sering berdiskusi mengenai SINCERE. Semakin sering terjadi akan menjadi kebiasaan dan harapannya SINCERE menjadi pola pikir karyawan.

SINCERE Day. Program menyematkan tema SINCERE dalam hari. Sebagai contoh adalah karyawan memakai pakaian atau kaos yang seragam dengan tulisan salah satu nilai. Tidak harus seluruh karyawan perusahaan, tetapi bisa dimulai pada tingkatan terkecil kelompok karyawan. Kreatifitas dan dukungan manajemen sangat diperlukan agar program ini dapat berjalan. Menurut situs strategicmanagementinsight.com agar frameworks ini dapat berjalan dengan baik ada beberapa langkah yang dilakukan:

  1. Identifikasi area yang tidak selaras dalam penerapannya dalam organisasi. Lihat hubungan antara satu framework dengan framework lain apakah kuat, lemah, konsisten atau inkonsisten.
  2. Tentukan apa dan dimana perubahan yang diperlukan. Pada dasarnya langkah kedua ini berdasarkan data langkah pertama. Area yang memerlukan perhatian khusus segera buat change management.
  3. Lakukan perubahan dan monitor dampak perubahan tersebut terhadap framework dan keseluruhan framework apakah ada yang berubah menjadi lebih lemah atau menjadi kuat.

Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah memonitor dan meninjau secara berkala implementasi dari masing-masing frameworks. Perubahan bisa terjadi ketika ada frameworks yang tidak berjalan secara efektif dan optimal. Harapanya dengan menggunakan McKinsey 7-S frameworks ini karyawan maupun perusahaan dapat mengambil manfaat dari nilai SINCERE yaitu tempat kerja dan kehidupan yang lebih baik.

Pada akhirnya dengan penerapan SINCERE melalui Mckinsey 7-S frameworks diharapkan dapat memberikan perubahan bagi karyawan dan organisasi PTFI. Bagi karyawan SINCERE dapat memberikan perubahan kearah kerja dan kehidupan yang lebih baik. Bagi PTFI SINCERE adalah pondasi untuk mencapai tujuan organisasi yaitu berkarya untuk memberikan manfaat bagi bangsa, masyarakat, serta lingkungan dimana kami beroperasi dan mewujudkan asa melalui pengabdian terbaik bagi Indonesia.





Kembali Ke List