Start-up Hidroponik Menyediakan Bahan Pangan Sehat di Timika


19 April 2021


Hidroponik (hydroponic) adalah salah satu metode dalam budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.

CorpComm Document
Octo Magay bersama karyawannya
CorpComm Document
Octo Magay bersama karyawannya memeriksa tanaman hidroponiknya.
CorpComm Document
Perkebunan hidroponik milik Octo Magay
CorpComm Document
Pembibitan hidroponik
CorpComm Document
Hidroponik Octo Magay
CorpComm Document
CorpComm Document
CorpComm Document
CorpComm Document
CorpComm Document


Seorang karyawan PT Freeport Indonesia Octo Magay, putra asli Papua berhasil mengembangkan usaha perkebunan hidroponik di SP-3, Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika. Berawal dari ketertarikannya terhadap dunia perkebunan hidroponik yang dilihatnya di internet Octo Magay mencoba merintis perkebunannya pada tahun 2013 lalu. Dari belajar secara otodidak ini usahanya sempat mengalami jatuh bangun dan bahkan sempat terpikirkan untuk tutup.

Namun atas dorongan dan dukungan dari PT Freeport Indonesia tempat Octo Magay bekerja sebagai karyawan, akhirnya Octo pun bersemangat untuk bangkit kembali dan semakin serius menggeluti usahanya. Atas upayanya ini pada 2018, tanaman sayuran hasil perkebunan hidroponiknya tembus dan menjadi pemasok bahan sayuran segar di PT Pangan Sari Utama yang menangani konsumsi bagi karyawan Freeport, kontraktor dan privatisasi. Tak tanggung - tanggung, hasilnyapun mencapai 4 ton sayuran tiap bulannya. Perkebunan hidroponik Octo Magay di SP-3 saat ini mampu mensuplai bahan pokok sayuran segar berupa sayuran segar Bayam, Selada Air, Kangkung dan Sawi. Perkebunan hidroponik Octo Magay menggunakan métode paralon dan saat ini ada 60.000 lobang yang ditanami berbagai jenis sayuran.

Perkebunan hidroponik milik Octo Magay kini telah berkembang dan sudah menjadi perusahaan dengan nama PT. Namul Jaya Sejahtera. Jumlah karyawannya pun kini sudah mulai bertambah. 30 orang bekerja di perkebunan hidroponik (15 diantaranya adalah karyawan perempuan) dan 20 orang pada bagian gudang dan pengiriman, jadi total karyawannya sebanyak 50 orang. Dalam menjalankan bisnis usaha perkebunan hidroponiknya, Octo mengaku juga bekerjasama dengan petani petani lokal, dari SP-2, SP-5, SP-7, dan Irigasi. Kedepannya, Octo sedang mempersiapkan lahan untuk membuka dan mengembangkan perkebunan hidroponik yang baru.

Ditanya soal latar belakangnya menekuni usaha bidang perkebunan hidroponik Octo menjelaskan, “Di Timika ini sebenarnya hampir semua sumber makanan pokok yang kita butuhkan bisa kita sediakan, buktinya ada peternakan di Utikini yang sudah maju, dan bahkan ada beberapa peternakan lainnya di beberapa tempat, ada perkebunan Kakao juga. Nah kenapa kita tidak mencoba tanaman sayuran, selama ini banyak sayuran yang didatangkan dari luar Timika karena tidak ada yang menyediakan disini. Maka dari situ saya mencoba menangkap kesempatan ini. Saya mencoba hidroponik, sebab kalau berkebun cara tradisional, akan membutuhkan tempat yang luas dan butuh tenaga yang ekstra untuk menanganinya. Saat ini saya baru bisa untuk melayani kebutuhan di Freeport saja, melalui PT. Pangan Sari Utama, namun kedepannya saya akan berusaha untuk menjawab kebutuhan sayuran di Timika.” Jelasnya.

Ada hal yang menarik di perkebunan hidroponik Octo Magay, disini seluruh karyawan yang bekerja untuk perkebunan hidroponiknya rata-rata tidak mempunyai basic perkebunan / pertanian, dan tidak mempunyai pendidikan khusus. Bahkan beberapa diantaranya mama-mama yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan sama sekali. Namun berkat keuletan dan kesabaran mengajarkan tehnik dan cara berkebun yang baru hasilnya pun cukup memuaskan. Menurut Octo Magay, “Bapak-bapak ini sebagian ada yang dulu pernah bekerja diarea Freeport, ada yang dari kontraktor atau privatisasi, setelah mereka pensiun mereka bingung mau buat apa, dari pada hanya duduk - duduk diam dirumah dan pikiran bisa kemna-mana, makanya saya ajak kerja disini, kerjanya mudah hanya tanam dan rawat tanaman, ada juga mama-mama ini tidak punya latar belakang pendidikan, tidak ada ijazah. Saya ajak kesini untuk kerja. Dari mereka yang dulunya tidak tahu, tidak bisa jadi bisa rawat tanaman secara hidroponik, akhirnya bisa, akhirnya mereka semua senang dan lagi juga ada hasil yang mereka bisa nikmati setiap bulan. Untuk upah atau gaji karyawan disini, sudah lebih tinggi dari UMR di Timika atau Papua.” Jelas Octo Magay

Dalam merekrut karyawannya, Octo Magay merangkul semua masyarakat tidak membeda bedakan suku dan agama. Ada orang Jawa, orang Papua dan beberapa suku lainnya. Saat ini di perkebunannya ada 8 orang pensiunan dari kontraktor PTFI, dan menurut para pensiunan karyawan di área PTFI ini, mereka merasa beruntung bisa diterima bekerja di perkebunan hidroponik Octo Magay. Seorang karyawan yang bernama Ambarak Fimbay yang juga mantan karyawan Freeport yang telah bekerja selam 30 tahun di Postsite, kini bekerja di perkebunan hidroponik Octo Magay mengaku merasa senang bisa bergabung di perkebunan ini, “Saya senang sekali kerja disini, daripada tinggal dirumah duduk diam, lebih baik kerja disini, badan tetap sehat.” Kata Ambarak Fimbay. Sementara itu mama Yulita merasa senang kerja disini karena semua baik, ”Kerja itu tenang dan senang, semua saling bantu, kita yang baru masuk tidak tau apa-apa langsung diajari, di kasih tau bagaimana kerjanya yang baik, bagaimana cara rawat ini tanaman. Saya terima kasih bisa kerja disini, ditempat lain belum tentu saya bisa kerja, saya tidak ada sekolah mana bisa diterima kerja, tapi disini saya bersyukur bisa diterima kerja.” jelas mama Yulita.

Octo menambahkan bahwa hidroponiknya juga menjadi tempat praktik beberapa sekolah kejuruan di Timika, “Setiap tahunnya ada beberapa kali sekolah kejuruan yang mengirimkan murid-muridnya untuk belajar disini, ada yang tiga bulan ada yang empat bulan, selesai praktik disini kita berikan mereka semacam serifikat sesuai yang merak pelajari dan praktikkan disini dan sedikit uang saku supaya anak-anak ini lebih semangat untuk belajar.” Tambahnya.

Octo Magay, yang ditemui di area perkebunannya, Senin (12/4), tak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PT Freeport Indonesia, khusunya pak Brian Eser dan jajaran Senior Manajemen PTFI yang telah mendukungnya dalam usaha ini. Dan juga kepada PT Pangan Sari Utama yang telah menerima hasil perkebunan hidroponiknya menjadi salah satu produk pokoknya. 





Kembali Ke List