Transisi ke Tambang Bawah Tanah Bawa Perubahan dan Tantangan bagi Mill


28 January 2019


Daya, pyrite dan keluwesan. Kesuksesan menangani tantangan yang melibatkan ketiga hal tersebut adalah kunci bagi pabrik pengolahan PTFI menciptakan transisi yang efektif untuk memproses bijih yang bersumber hanya dari tambang bawah tanah.

“Transisi dari tambang terbuka ke Grasberg Block Cave akan sepenuhnya mengubah hal yang kita lakukan,” kata John Wilmot, Vice President-Concentrating. “Kami pasti akan menghadapi tantangan-tantangan baru, tapi penanganan masalah sejatinya adalah sesuatu yang Anda lakukan di PTFI.”

Kehilangan daya jatuhan dalam jumlah besar

Secara definisi, mill adalah tempat kita menghancurkan dan menghaluskan benda-benda besar menjadi potongan atau partikel kecil. Proses pengolahan bijih dari Grasberg memiliki permulaan yang sangat baik dalam pemrosesan batuan menjadi bubuk, karena bijih dari tambang terbuka dijatuhkan ke mill melalui dua ore pass setinggi 600m.

“Menjatuhkan material dari ketinggian 600 meter adalah cara yang fantastis dalam mekanisme penghancuran,” kata Wilmot, “Sekarang, kami akan mengambil bijih dari tambang bawah tanah dan mengirimkannya naik ke mill daripada menjatuhkannya. Artinya kami kehilangan kapasitas penghancur 600 meter itu.”

Partikel yang lebih kasar menghasilkan kapasitas tonase yang lebih sedikit di mill karena bijih harus dihancurkan lebih halus untuk tanki-tanki flotasi agar dipisahkan dapat antara tembaga dan emas dari gangue – material yang kurang berharga dalam bijih.

“Kami harus menambah daya ke area mill untuk menggantikan tenaga yang dihasilkan dari ore pass,” kata Mark Johnson, President-Freeport-McMoRan Indonesia.

Lalu, bagaimana sekarang?

Terdapat dua pilihan utama untuk menghasilkan tenaga penghalus kembali: membangun pabrik pra-penghancuran/pre-crushing plant, atau menambahkan satu lagi SAG mill dari yang sudah ada.

Kedua hal ini membutuhkan sesuatu yang minim di mill – tempat. Rencana saat ini untuk mencari lahan yang akan digunakan untuk membangun pre-crushing plant adalah dengan memindahkan beberapa bengkel pemeliharaan ke dalam tambang bawah tanah, lalu menggunakan tempat yang tersedia di permukaan tanah untuk mendirikan pre-crushing plant.

Pre-crushing plant akan memproses bijih seukuran minus 8-inchi (kira-kira seukuran lebih kecil dari bola basket) ke ukuran sekitar minus 3-inchi (seukuran lebih kecil dari bola baseball).

“Kita bisa melakukannya dan mendapatkan tonase, atau mendirikan satu lagi SAG mill,” kata Wilmot. “Sekarang kami mengandalkan SAG mill ketiga sebagai penghancur tambahan sebelum yang baru dibangun tetapi tetap masih punya sejumlah hal yang harus dikerjakan.”

mill
Transisi Mill
mill
Transisi Mill
mill
Transisi Mill
mill
Transisi Mill
mill
Transisi Mill
mill
mill
mill
mill
mill


Ada yang tertarik emas kw?

Terlepas dari jenis penghancur tambahan yang ditambahkan di mill, tantangan lain dalam transisi dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah adalah pyrite – benda berwarna kuning keemasan yang sering disebut emas kw.

Semakin dalam, tubuh bijih akan semakin banyak diliputi oleh pyrite, kata Wilmot sambil menambahkan, “Biasanya itu bukan masalah besar, tapi jika tidak diperlakukan dengan benar, dia akan merugikan keluaran tailing yang dihasilkan.”

Walaupun tembaga dan emas dipisahkan dari pyrite dalam proses penghalusan dan flotasi, peningkatan kandungan pyrite dalam tailing dapat memperburuk kadar pH.

“Pyrite dan batuan yang hancur, dikombinasikan dengan oksigen dapat mengakibatkan aliran air yang penuh dengan batuan asam,” kata Wilmot. “Kita bisa menetralisir pyrite dengan menambahkan gamping, namun jika kita sampai pada titik di mana kita kita bisa lagi menambahkan gamping yang cukup, itu adalah tantangan lain mill di masa mendatang.”

Kadar pyrite dapat dikendalikan selama masa jeda tambang sementera Grasberg Block Cave meningkatkan produksi.

“Hal yang akan kami lakukan pada akhirnya adalah menempatkan sirkuit pembersih pyrite di mill yang dapat menghasilkan konsentrat pyrite yang akan tetap terpisah dari tailing netral di area deposisi tailing,” terang Johnson.

Saat konsentrat ini mulai diproduksi dan disimpan – pada akhirnya di tingkatan maksimum sekitar 30,000 ton per hari saat GBC mencapai produksi penuh – PTFI akan mencari kesempatan untuk memetik manfaat dari konsentrat pyrite ini.

“Kemungkinannya bisa beragam mulai menjual belerang asam atau memproses ulang untuk mendapatkan kandungan emasnya,” kata Johnson. “Jika ini tidak bisa terwujud, kami mempersiapkan untuk menempatkan material ini seterusnya melalui cara yang aman bagi lingkungan.”

Kau mendapat apa yang kau dapat

Satu lagi tantangan yang dihadapi mill yakni hilangnya keleluasaan dalam memilih bijih yang ditambang seperti yang dilakukan di tambang terbuka.

“Jika melihat pada tambang terbuka, kita punya keleluasaan luar biasa untuk mengambil dan memilih bijih dari berbagai area,” kata Wilmot.

Tidak akan ada kesempatan pilih-pilih seperti ini di tambang GBC.

“Di tambang block cave, semuanya tergantung pada bentuk gua. Bukan tentang kau ingin menambang di satu titik dibandingkan di titik lain. Ini mengenai bagaimana menjaga geometri gua dalam orientasi yang layak.”kata Wilmot.

Di banyak operasi penambangan, perubahan-perubahan yang harus dilalui mill akan dilihat sebagai sesuatu yang monumental, namun tidak untuk yang terjadi di PTFI.

“Urutan hal-hal besar yang kita hadapi dengan segala hal yang terjadi di sini sungguh mengagumkan,” kata Wilmot. “Merupakan hal yang menyenangkan berada di sini.”





Kembali Ke List