Para Wanita Tembagapura Taklukkan Great Wall Marathon


26 June 2019


Sekelompok wanita Tembagapura baru-baru ini membawa rutinitas lari mereka ke tingkat yang lebih tinggi ketika mereka bergabung dengan ratusan pelari dari seluruh penjuru dunia mengikuti Great Wall Marathon di China.

Berkat ketekunan, disiplin dan kerja keras, Claudia Castro, Rebecca Williamson, Melanie Woytiuk, Rebecca Meisburger, Helen Chernof, Kailey Kinney, dan adiknya Stacer Varga sukses menaklukkan Great Wall Of China Marathon yang ke 18 pada 1 Mei yang lalu.

Para peserta lomba dapat memilih full marathon (42.195km/26.2m), half marathon (21.1km/13.1m) atau fun run (8.5km/5.5) yang kesemuanya digelar di Tembok China.

“Saya selalu ingin ikut marathon,” kata Rebecca Williamson, istri dari Kerry Dickman, TE-Underground Remote Control Technology. “Hal ini sudah masuk dalam daftar hal-hal yang ingin saya lakukan. Melakukannya di Tembok China membuat hal ini menjadi lebih spesial. Bahkan kegiatan marathon ini bisa dikatakan sebagai lima hari terbaik dalam hidup saya!”

Great Wall Marathon adalah salah satu marathon paling menantang yang melibatkan 5,164 anak tangga dan banyak tanjakan curam yang harus dilalui. Kedengaran sulit untuk dilakukan, tapi tinggal di Tembagapura menawarkan beberapa keuntungan ketika berlatih untuk perlombaan seperti ini.

Ladies Marathon
Para Wanita Tembagapura Taklukkan Great Wall Marathon
Ladies Marathon
Para Wanita Tembagapura Taklukkan Great Wall Marathon
Ladies Marathon
Para Wanita Tembagapura Taklukkan Great Wall Marathon
Ladies Marathon
Para Wanita Tembagapura Taklukkan Great Wall Marathon
Ladies Marathon
Para Wanita Tembagapura Taklukkan Great Wall Marathon
Ladies Marathon
Ladies Marathon
Ladies Marathon
Ladies Marathon
Ladies Marathon


 Para wanita ini berlatih secara intensif selama 4 bulan memanfaatkan semua yang mereka bisa gunakan di Jobsite dalam membantu mereka berlatih. Mulai dari berlari keliling kota yang berbukit-bukit, latihan menggunakan tangga panjang yang ada di dekat Lupa Lelah Club, berlatih secara privat untuk meningkatkan kekuatan dan stamina, hingga mendapatkan pengetahuan dari membaca buku-buku yang terkait dengan kegiatan lomba, mereka siap untuk hari-H pertandingan.

“Great Wall Marathon adalah salah satu yang terberat,” kata Claudia Castro, istri dari Manuel Castro, TE- Underground Train Automation Maintenance. “Bagian yang tersulit adalah berlari di atas permukaan keras. Medannya sebetulnya baik-baik saja, karena kita punya kemiripan wilayah yang berbukit dan ketinggian yang lebih tinggi di sini. Berlari di tangga-tangga juga tidak masalah bagi kami berkat latihan intensif di tangga yang sering kami lakukan. Di Tembagapura orang terbiasa lari di atas tanah, yang mana seolah membuat langkah lebih ringan, tapi berlari untuk waktu yang lama di atas permukaan yang keras adalah lain cerita.”

Untuk sebagian dari mereka, pengalaman yang didapatkan lebih dari sekadar menyelesaikan perlombaan.

“Ini pengalaman yang mengubah hidup,” kata Kiley Kinney, istri dari Allen Kinney, TE-Grasberg and Underground Blasting Specialist. “Berlari marathon bukanlah sesuatu yang saya pikir secara fisik saya dapat melakukannya. Semuanya sungguh emosional dan luar biasa.”

Perlombaannya sendiri sudah tentu hal yang penting, namun suasana perlombaan yang penuh semangat bisa sama pentingnya.

“Awalnya saya sedikit ragu apakah akan ikut atau tidak tapi saya senang bahwa saya akhirnya melakukannya.” kata Rebecca Meisburger, istri dari Paul Meisburger, TE-Underground Project Engineering. “Saya pernah ikut marathon beberapa tahun yang lalu di Singapura. Meskipun cukup susah, saya tidak menyukainya. Perjalanan kali ini adalah hal yang luar biasa. Saya menyukai suasananya, semangatnya.”

Grup pelari wanita Tembagapura sudah terbentuk selama lebih dari 9 tahun, tapi Great Wall of China Marathon adalah kali pertama grup ini mengikuti perlombaan bersama-sama.

“Ini adalah pengalaman yang luar biasa. Ini kali kedua saya mengikuti marathon setelah yang pertama saya ikuti bertahun-tahun yang lalu,” Melanie Woytiuk, istri dari Chris Campbell, Sr. Manager-DOZ Mine and DMLZ Production mengungkapkan. “Ketika saya datang di Tembagapura, saya mulai berlari lagi dan sangat senang saat tahu bahwa banyak wanita di sini yang menyukai hal yang sama. Berkat mereka, saya bisa kembali berlari.”

Grup lari ini sedang mencari perlombaan lain yang bisa sesuai dengan jadwal mereka sementara terus melanjutkan latihan bersama, berlari keliling kota setiap Senin dan Jumat. Mereka juga mencari anggota baru dan mendorong para wanita untuk ikut bergabung bersama di dalam grup lari ini.

“Grup ini terbuka untuk semua”, kata Claudia. “Kemampuan bukanlah masalah, entah kamu pelari pemula atau pelari berpengalaman, yang terburuk yang bisa kamu lakukan adalah ketika kamu tidak mencobanya.” (Sularso)





Kembali Ke List