Menilik SAG Mill Ketiga PTFI yang Menambahkan Kekuatan untuk Memproses Bijih Bawah Tanah
10 May 2023
Ratusan juta dolar diinvestasikan untuk alat penghancur berteknologi tinggi untuk memecah batuan berharga ke dalam partikel halus. Di pedalaman paling selatan Papua, itulah yang terjadi dengan pabrik SAG ketiga PTFI.
Semakin halus suatu partikel semakin sedikit kapasitas tonase yang diperlukan
Selama kuartal keempat 2019, PTFI menyelesaikan penambangan tahap akhir tambang terbuka Grasberg dan tambang tersebut beralih ke penambangan bawah tanah skala besar untuk mencapai tonggak penting dalam peningkatan produksi tembaga dan emas dalam jumlah besar dari bijih bawah tanah yang signifikan.
Ketika tambang terbuka Grasberg beroperasi, menghancurkan dan menggiling bijih besar menjadi partikel halus jauh lebih mudah, dengan adanya gaya gravitasi alami dari bijih Grasberg.
Pengolahan bijih dari Grasberg dimulai dengan sangat baik dalam hal memproses batuan menjadi partikel halus berharga dari tambang terbuka, ini karena bijih dijatuhkan ke bawah dari lintasan bijih kembar sepanjang 600 meter. Peralihan dari pemrosesan bijih dari tambang terbuka dari atas ke bawah tanah berarti hilangnya kominusi bebas tersebut.
Membangun pabrik SAG lagi setelah memiliki dua pabrik SAG
Pabrik SAG atau semi-autogenous menggunakan bola-bola baja beserta batuan bijih untuk memecah batuan itu sendiri menjadi partikel halus agar tembaga dan emas dapat terpisah dari semua kandungan bijih lainnya yang tidak berharga, atau gangue.
Sebelum 2019, pabrik dapat mengolah bijih pada kecepatan 250 kilo ton per hari. Ketika transisi dari tambang terbuka Grasberg ke tambang bawah tanah, pabrik mengalami kesulitan untuk menyamai kecepatan pengolahan bijih seperti saat tambang terbuka Grasberg masih beroperasi.
Imanuel Hutahaean, General Superintendent-Metallurgical Services mengungkapkan bahwa, dalam periode 2020 hingga 2021, ketika semua bijih berasal dari tambang bawah tanah, pabrik pengolahan tidak pernah mencapai kecepatan produksi 200 kilo ton per hari secara rata-rata.
Pada tahun 2020, Divisi Concentrating mempercepat tindakan survei SAG #1 dan SAG #2. Survey dilakukan dengan simulasi model grinding dan hasilnya menunjukkan adanya faktor penurunan tonase pada SAG #1 dan SAG #2.
“Penurunan kemampuan SAG #1 dan SAG#2 dalam pengolahan bijih ditemukan dalam sampling survey yang kemudian diketahui penyebabnya adalah karakteristik bijih dari tambang bawah tanah GBC memiliki tingkat kekerasan dan abrasif yang lebih tinggi dari bijih tambang terbuka Grasberg,” kata Imanuel.
Untuk mempertahankan kapasitas penggilingan meskipun kapasitas SAG #1 dan SAG #2 mengalami penurunan, Anthony Manuel, Vice President-Concentrating megatakan bahwa instalasi pabrik SAG ketiga akan menyediakan kapasitas yang cukup untuk memungkinkan pabrik beroperasi pada kecepatan 240 ktpd.
“SAG #3 bersama dengan SAG #1 dan #2 serta Crusher Master Plant yang diperbarui akan memiliki kapasitas yang diperlukan untuk mendukung pemrosesan bijih yang aman dari tambang bawah tanah Grasberg Block Cave.” terang Anthony.
Pembangunan SAG Mill ketiga di bangunan baru yang terletak di sekitar pabrik bekas pencampur kapur Mile Post 74 dan pabrik Reaktor Fluid Bed ARD yang telah tutup membutuhkan keahlian teknik dan perencanaan yang tinggi, kata Bayu Swandharu, Manager-Concentrating Technical Support.
Proyek yang telah dimulai sejak Desember 2019 diawali dengan pekerjaan pembongkaran dan dijadwalkan selesai pada kuartal keempat tahun 2023 ini memberikan tantangan yang signifikan bagi tim.
“Dengan perkembangan konstruksi SAG Mill #3 secara keseluruhan mendekati 41%, saat ini kami sedang mencari cara untuk mengoptimalkan jadwal dan biaya proyek guna mempercepat perlambatan proyek akibat krisis COVID,” kata Bayu.
Kembali Ke List