30 January 2024
PT Freeport Indonesia membantu pekerjaan pembersihan material longsoran di sekitar halaman Gereja Banti 2.
Volume material longsoran sekitar 40 m3, berupa topsoil, vegetasi dan batuan lapuk. Longsor yang terjadi pada Sabtu (20/1), pukul 16:50 WIT terletak di Desa Banti 2 distrik Tembagapura.
Sebagian besar material tertahan di kaki lereng, sedikit lumpur dan beberapa batu mengenai dinding dan atap gereja, mengakibatkan 2 kaca jendela pecah. Sumber longsoran dari lereng utara disamping Gereja Banti 2 dan dibawah dusun Tagabera.
Upaya rehabilitasi dilakukan segera setelah PTFI mendapat laporan terjadinya longsor dari tim Departement Community Affairs yang bertugas di area Kampung Banti.
Kepala Kampung Banti 2 Deminus Natkime serta KAPOLSEK Tembagapura AKP. Jevri Hengky Jeremia bersama SRM PTFI, Spanus Jamang Superintendent SRM AOR#4, melakukan pemantauan di lokasi kejadian. Pemerintah melalui Kepala Kampung Banti 2 memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Rolly Nelwan, Section Head, HL-Program Support, mengatakan setelah kejadian Tim Community Affairs langsung berkoordinasi dengan Divisi Geo Engineering & Environmental, untuk melakukan inspeksi dan pengkajian awal guna mendapatkan rekomendasi dari tim Civil Geotech.
Pramuji, Gen. Supt., Civil Geotech, mengungkapkan longsor terjadi karena topsoil jenuh, berasosiasi dengan hujan dan ada aliran air secara menerus dari lereng. Setelah melakukan kajian dan inspeksi langsung ke lapangan bersama Tim Community Affairs, Tim Geo Engineering-Civil Geotech memberikan rekomendasi untuk membuat tanggul setinggi 2,5m dengan jarak dari kaki lereng 2-3m, sepanjang sekitar 15 meter untuk memastikan sumber aliran air dan mengalihkannya menjauh dari lereng.
Tim PT Freeport Indonesia mengerahkan 1-unit CAT Excavator 320 dan 2-unit CAT ADT (ADT (Articulated Dump Truck) ) 740 dari Tembagapura dibantu Tim Fleet Operation & Road Maintenance untuk membersihkan material longsor.
Pimpinan Gereja Kingmi Klasis Tembagapura di Desa Banti 2 menyampaikan terima kasih atas respon PTFI yang dengan cepat membantu pembersihan lumpur dan berharap dapat bekerja bersama untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada gereja dan beberapa rumah yang terdampak longsor .
Senada dengan para pemimpin Gereja, Martina Natkime, Tokoh Perempuan di Kampung Waa Banti juga berharap pembangunan infrastruktur di desa Waa Banti dapat menjadi perhatian Pemerintah dan PTFI. Martina mengatakan tugas pembangunan desa sekitar Banti harus dilakukan bersama-sama antara pemerintah dan perusahaan.
Martina juga mengajak pemerintah dan perusahaan untuk berdiskusi dan bersatu bersama para Kepala Kampung serta masyarakat untuk pembangunan infrastruktur di area ini sebagai pengembangan bagi masyarakat sekitar operasi PT Freeport Indonesia.
Kembali Ke List