PTFI Tanam Komitmen untuk Masa Depan yang Lebih Hijau Bersama Komunitas Lokal
Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, PT Freeport Indonesia (PTFI) kembali menegaskan komitmennya terhadap prinsip keberlanjutan. Dengan mengangkat tema “Beat Plastic Pollution” dan subtema “Ending Plastic Pollution”, PTFI menggelar serangkaian aksi nyata yang melibatkan komunitas lokal untuk memperkuat perlindungan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Sebagai bagian dari rangkaian peringatan, kegiatan penghijauan dilaksanakan di dua wilayah operasional PTFI, yakni Dataran Tinggi dan Dataran Rendah, yang masing-masing memiliki tantangan ekosistem yang berbeda.
Penghijauan di Dataran Tinggi
Di Dataran Tinggi, kegiatan ini berlangsung pada tanggal 24 Mei 2025, di area Kaimana Dump, Grasberg. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta, terdiri dari perwakilan GKI Kalvari Tembagapura dan siswa-siswi kelas 9 SMP YPJ Tembagapura.
Sebanyak 1.500 bibit tanaman Deschampsia klosii ditanam di lahan seluas 0,54 hektare. Tanaman ini merupakan jenis pionir yang digunakan dalam kegiatan reklamasi dan dilaporkan kepada pemerintah sebagai bagian dari upaya restorasi lingkungan. Tanaman ini berfungsi membentuk ekosistem mikro yang memungkinkan tumbuhnya spesies tanaman lain serta mencegah kerusakan tanah.
"Sejalan dengan tema ‘Beat Plastic Pollution’, saya mengajak Bapak dan Ibu untuk mulai mengambil langkah nyata dalam kehidupan sehari-hari, seperti membuang sampah pada tempatnya," ujar Eman Widijanto, Vice President Mining Safety Division PTFI. Ia juga menambahkan bahwa rangkaian ini adalah wujud komitmen perusahaan dalam meminimalkan dampak negatif dari kegiatan operasional tambang.
"Ini adalah area yang paling menantang untuk reklamasi. Namun melalui stabilisasi dan remediasi yang tepat, serta dukungan dari komunitas, kita dapat menciptakan perubahan nyata," tambahnya.
Kolaborasi lintas generasi dan komunitas menjadi nilai utama dalam kegiatan ini. Karyawan PTFI, pelajar, dan masyarakat lokal bahu-membahu menanam bibit demi menciptakan lingkungan yang lebih hijau.
Meitty Poei, Ketua Panitia Environmental Day PTFI 2025, menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah menanamkan kesadaran bahwa konservasi adalah tanggung jawab bersama. “Keterlibatan masyarakat lokal menunjukkan bahwa pelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawab perusahaan, tetapi merupakan tanggung jawab bersama.” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya kesiapan fisik peserta mengingat kondisi ekstrem di area Kaimana Dump yang berada dalam zona ekosistem alpine dan sub-alpine. Oleh karena itu, peserta diwajibkan dalam kondisi sehat, yang dibuktikan melalui pemeriksaan medis sebelum kegiatan.
"Kegiatan sangat bagus, karena membantu kami memahami pentingnya melindungi alam, sekaligus memberi kesempatan untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan." Ujar Nels, salah satu siswi YPJ.
Siswa YPJ lainnya, Fernando, menambahkan, "Saya senang melihat PTFI mengambil tanggung jawab melalui kegiatan revegetasi seperti ini,” ujar Fernando, siswa YPJ.
Penanaman Tanaman Bakau di Dataran Rendah
Sementara itu, di Kawasan dataran rendah, sebanyak 100 peserta mengikuti kegiatan penanaman tanaman bakau di muara Ajkwa Jumat, 23 Mei 2025. Wilayah pesisir ini rentan terhadap abrasi dan instrusi air laut. Kegiatan ini mencakup penanaman 150 bibit propagule tanaman bakau di area endapan tailing seluas 0.5 hektare di muara Sungai Ajkwa, yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan ekosistem pesisir dan mendukung kehidupan masyarakat setempat.
Kegiatan yang diikuti 55 siswa YPJ Kuala Kencana, mendapatkan sesi edukasi yang menjelaskan manfaat ekologis tanaman bakau serta Teknik penanaman yang tepat. Jenis tanaman bakau yang ditanam adalah rhizophora mucronata, yang adaptif terhadap salinitas tinggi dan penting untuk membentuk zona pelindung alami.
Tidak hanya sebagai bentuk konservasi, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran generasi muda dan masyarakat setempat akan peran penting tanaman bakau sebagai penyangga alami terhadap perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Wilayah muara Sungai Ajkwa sendiri merupakan area yang sedang dilakukan restorasi oleh divisi Environmental. Harapannya, wilayah muara ini akan kembali menjadi jalur penting bagi aktivitas nelayan dan habitat bagi berbagai biota laut.
Melalui kegiatan serentak di dua lanskap berbeda ini, PTFI menunjukkan pendekatan holistic dalam perlindungan lingkungan. Tidak hanya memulihkan alam pascatambang di Dataran Tinggi, tetapi juga memperkuat ketahanan ekosistem pesisir yang terdampak oleh operasi penambangan melalui penanaman tanaman bakau di Dataran Rendah. Keterlibatan aktif siswa-siswa YPJ dan komunitas setempat menjadi kunci keberhasilan, sekaligus memperkuat rasa tanggung jawab kolektif terhadap bumi yang kita huni bersama.
Kembali Ke List