Sosok Inspiratif Hari Pendidikan: Christina Kbarek & Impiannya Memajukan Pendidikan Papua
02 May 2024
Ini adalah kisah yang menginspirasi tentang Christina Makmeser Iriani Kbarek. Perempuan Papua yang mencintai dunia pendidikan dan mengabdikan dirinya untuk pendidikan di Papua.
Christina, nama panggilannya, meniti karir dengan mengajar di Biak dan kemudian mendedikasikan 14 tahun merawat pikiran-pikiran muda di Sekolah Yayasan Pendidikan Jayawijaya Tembagapura. Sekolah ini berada di area operasi pertambangan PT Freeport Indonesia.
“Saya ingin generasi Papua bisa bangkit dan sukses di masa depan,” katanya mengawali cerita.
Impian itu tumbuh kuat dalam diri karena terinspirasi almarhum ayahnya, seorang Camat di Biak Barat l yang melayani masyarakat dan mendedikasikan dirinya untuk mengajar. Ia juga terinspirasi dua tokoh pendidikan Indonesia RA Kartini dan Ki Hajar Dewantara.
Lahir pada tanggal 13 Agustus, di Biak Christina menyelesaikan pendidikan hingga tingkat Magister bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Saat ini ia dipercaya menjadi Kepala Sekolah PAUD di sekolah Yayasan Pendidikan Jayawijaya Tembagapura.
Pada April lalu, ia bertolak ke Jepang sebagai salah satu perwakilan dari Indonesia untuk mengikuti Japan International Youth Innovation Summit 2024. Christina mempresentasikan ide-idenya tentang pendidikan inklusif di hadapan lebih dari 60 orang pemimpin muda dari 25 negara di Asia Pasifik. Makalahnya berjudul "Mengoptimalkan Zona Pengembangan Proksimal dalam Penilaian Anak Berkebutuhan Khusus untuk Mencapai Kesetaraan dalam Pendidikan Inklusif".
Dalam ajang ini, ia meraih penghargaan sebagai runner up of Peace Innovation Group Project Idea Competition. Sebuah kompetisi dimana ia berkolaborasi dengan para pemimpin muda dari berbagai negara untuk menyusun gagasan dan inovasi perdamaian global, serta berdiskusi tentang hak asasi manusia.
Semangat Christina sebagai Pendidik juga membuahkan berbagai penghargaan dan prestasi. Ia menjadi Asesor Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah (BAN PAUD PDM) Provinsi Papua, juga menjadi Pembicara dalam sejumlah kegiatan nasional dan internasional di antaranya The Association of National and Private School (ANPS) pada 2017 dan Pembicara Konferensi Internasional Anak Usia Dini yang diselenggarakan Universitas Panca Sakti, Bekasi, pada 2022.
“Dari berbagai pengalaman menjadi pembicara di kegiatan nasional dan internasional, pengalaman bertemu banyak orang yang passionate di bidang pendidikan, ini membuat cakrawala berpikir saya menjadi semakin luas. Semoga semakin banyak hal yang bisa saya lakukan untuk Papua,” katanya.
Christina berharap ada pemerataan pendidikan di Tanah Papua dan pengembangan kurikulum berbasis kearifan lokal yang sesuai kebutuhan masyarakat jangka panjang, serta peningkatan kualitas profesional guru yang didukung pemerintah, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
Momen paling berkesan yang dia rasakan sebagai pendidik adalah menerima pesan dari seorang mantan murid yang telah menggapai mimpinya menjadi pilot. Pengakuan yang tulus ini semakin memperkuat komitmen dan panggilannya sebagai Pendidik di Sekolah YPJ.
Sekolah YPJ didirikan oleh PT Freeport Indonesia pada 7 Agustus 1973. Sekolah ini menyediakan pendidikan inklusif bagi keluarga karyawan PTFI dan juga anak-anak asli Papua dari kampung sekitar wilayah kerja PTFI di Tembagapura, Papua. Pendidikan di sekolah ini dimulai dari PAUD hingga SMP.
“Kita harus berani keluar dari zona nyaman. Menetapkan tujuan yang jelas dan terus menanamkan dalam diri dan berjuang untuk mencapainya. Manfaatkan kesempatan dan peluang . Jangan mengukur dirimu dengan orang lain tetapi ukurlah dengan dirimu sendiri," pesan Christina untuk anak-anak didiknya dan generasi muda Papua.
Kembali Ke List