Dalam beberapa tahun terakhir, pentingnya restorasi hutan bakau telah menjadi semakin diakui sebagai alat penting untuk memerangi perubahan iklim. Dengan garis pantai yang luas, Indonesia memiliki potensi untuk memainkan peran penting dalam mengurangi emisi karbon global melalui restorasi hutan bakau. PT Freeport Indonesia telah melakukan pemulihan hutan bakau di daerah pesisir sekitar operasi pertambangannya di Papua.

Departemen Lingkungan bekerja sama dengan kontraktor lokal di Papua memulai program penanaman hutan bakau pada tahun 2005 dengan tujuan untuk mempercepat kolonisasi hutan bakau di lahan yang baru terbentuk. Upaya mereka telah berhasil sejauh ini, dengan sekitar 444 hektar hutan bakau ditanamkan pada tahun 2022. 

“PTFI berkomitmen untuk menanam 10.000 hektar hutan bakau hingga tahun 2032. Mulai tahun 2023 ini di targetkan menanam sekitar 500 hektar hutan bakau per tahunnya,” kata Gesang Setyadi, VP departemen Lingkungan.

mangrove
Rencana penanaman dan peta struktur
mangrove
Pemantauan hutan bakau
mangrove
Pemantauan hutan bakau
mangrove
Pemantauan hutan bakau
mangrove
Visualisasi penanaman hutan bakau di tahun 2023-2032
mangrove
mangrove
mangrove
mangrove
mangrove


Dengan program penanaman hutan bakau, PTFI berkontribusi pada tujuan Indonesia untuk mengurangi emisi karbon hingga 30% pada tahun 2030. Hutan bakau dikenal sangat efektif menyerap karbon dari atmosfer, menjadikannya alat penting dalam perang melawan perubahan iklim. Selain itu, hutan bakau berfungsi sebagai habitat penting untuk berbagai kehidupan laut, menyediakan makanan dan tempat berlindung bagi ikan dan hewan lainnya.

Keberhasilan upaya penanaman hutan bakau PTFI menyoroti pentingnya tanggung jawab perusahaan dalam memerangi perubahan iklim. Dengan mengambil langkah proaktif untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung pelestarian lingkungan, PTFI tidak hanya bermanfaat bagi planet ini tetapi juga menunjukkan komitmen-nya terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan.





Kembali Ke List