PTFI kini dapat menganalisa sampel COVID-19 secara mandiri dan mampu mendapatkan hasil diagnosa yang cepat dan akurat serta memampukan perusahaan dalam mencegah penyebaran virus secara lebih luas. 

Dengan kedatangan peralatan canggih yang digunakan untuk pengetesan virus corona, PT Freeport Indonesia telah melengkapi lingkaran strategi yang diterapkan untuk melindungi pekerja dan masyarakat sekitar.

“Ini merupakan salah satu bagian dari upaya menyeluruh yang antara lain mencakup penelurusan kontak, tes lain, pembatasan sosial serta hal-hal lainnya yang telah kita upayakan,” kata dr Richard Vinroot, Vice President dan Direktur Medis perusahaan. “Akan tetapi satu bagian ini adalah bagian yang sangat penting dari lingkaran perlindungan tersebut. Pembelian dua unit PCR menunjukkan komitmen untuk melindungi karyawan dan masyarakat di sekitar kita.”

Penyediaan unit PCR bukan hanya akan melindungi mereka yang bekerja di Jobsite tetapi juga sekaligus merupakan sebuah sumber daya yang bisa dimanfaatkan daerah karena perusahaan baru-baru ini telah mendapat persetujuan untuk melakukan analisa tes untuk wilayah Papua. 

Keseluruhan upaya ini dimulai di bulan Januari, saat para pimpinan perusahaan menyadari bahwa mereka harus mengamankan sumber daya dan keahlian terbaik guna membantu memberikan perlindungan bagi karyawan, terang H-D Garz, Executive Vice President, Corporate Planning and Business Strategy-PTFI. 

“Pada waktu itu, seperti halnya kebanyakan orang, kita belum tahu bagaimana virus baru ini akan berakibat serta dampak global yang akan ditimbulkannya,” kata H-D. “Akan tetapi, kami menyadari bahwa kami perlu berpikir ke depan, karena hal ini merupakan sesuatu yang dapat mengancam masyarakat dan karyawan kita. Kami berniat melakukan segala upaya yang mampu kami lakukan untuk menyediakan layanan medis terbaik serta kemampuan pemeriksaan untuk mempertahankan lingkungan yang sehat.”

COVID-19 Testing Facility in Kuala Kencana
Fasilitas Pengujian COVID-19 di Kuala Kencana
COVID-19 Testing Facility in Kuala Kencana
Fasilitas Pengujian COVID-19 di Kuala Kencana
COVID-19 Testing Facility in Kuala Kencana
Fasilitas Pengujian COVID-19 di Kuala Kencana
COVID-19 Testing Facility in Kuala Kencana
Fasilitas Pengujian COVID-19 di Kuala Kencana
COVID-19 Testing Facility in Kuala Kencana
Fasilitas Pengujian COVID-19 di Kuala Kencana
COVID-19 Testing Facility in Kuala Kencana
COVID-19 Testing Facility in Kuala Kencana
COVID-19 Testing Facility in Kuala Kencana
COVID-19 Testing Facility in Kuala Kencana
COVID-19 Testing Facility in Kuala Kencana


Untuk mewujudkan hal ini, perusahaan membeli sepasang mesin PCR (Polymerase Chain Reaction) yang telah dipesan tiga bulan yang lalu dari produsennya di Korea Selatan. Analisa COVID-19 menggunakan alat ini membutuhkan alat tes, reagen, suplai, petugas laboratorium yang berpengalaman serta sebuah fasilitas laboratorium. Pelaksanaan tes PCR dan analisanya di Jobsite mampu memangkas waktu untuk memperoleh hasil tes hingga beberapa hari lebih cepat karena sampel tes tidak perlu lagi dikirim ke luar Timika. PTFI kini dapat melakukannya secara mandiri di Jobsite berkat kerja keras yang dilakukan untuk mengalihkan fasilitas yang ada menjadi laboratorium, memperoleh izin dari pihak berwenang dan mengawaki fasilitas baru ini dengan tenaga profesional yang terbaik. 

“Kami telah mengadakan alat tes dan suplai yang diperlukan untuk melakukan tes bagi 20.000 orang, dan kami bisa menambah pengadaan ini,” terang H-D. “Kepemilikan dua unit alat tes serta kemampuan untuk melakukan analisa secara mandiri di Jobsite merupakan sesuatu yang menurut saya hanya dapat dilakukan oleh segelintir perusahaan, bahkan sejumlah negara tidak memiliki kemampuan ini.”

Pengujian Mutakhir
Mesin ini mampu memberikan akurasi tingkat tinggi dibandingkan dengan tes antibody dan antigen, kata dr Michael Bangs, Advisor Public Health and Malaria Control—International SOS di Papua. 

Tes PCR, melalui penjelasan sederhana, memanfaatkan pendekatan tingkat molekular dan reagen spesifik untuk mengunci virus pada sampel dan menggandakannya, menghasilkan kemampuan identifikasi hasil tes baik itu negatif maupun positif secara lebih mudah.

“Sementara tes-tes lain menyediakan hasil yang berbeda namun tidak begitu lengkap, metode tes PCR mampu memberikan hasil yang lebih akurat dan analisis tepat waktu untuk melawan infeksi virus dan alat PCR kita memiliki teknologi termutakhir di kelasnya,” terang dr Bangs. “Hal ini berarti bahwa selain rapid test yang dilakukan untuk memeriksa darah akan adanya infeksi baru, kita kini memiliki kemampuan melakukan tes PCR yang menentukan apakah seseorang tengah menunjukkan bukti adanya infeksi virus.”

Dengan melakukan penentuan tersebut, ini akan membantu tenaga medis dan petugas kesehatan masyarakat seiring mereka bekerja mengobati dan berusaha memutus mata rantai transmisi virus di tengah pekerja dan masyarakat, pungkas dr Bangs. 

Selain mengadakan dua alat PCR yang beroperasi di Kuala Kencana dan Tembagapura, PTFI juga telah meningkatkan pelaksanaan pemeriksaan rapid test, menambah jumlah tenaga medis, meningkatkan fasilitas rawat inap dan perlengkapan medis serta menambah kapasitas fasilitas isolasi. 

“Dengan dua unit yang kita miliki, kita bisa melakukan tes di dua tempat berbeda, dan jika terjadi masalah pada salah satu dari dua alat PCR ini, kita masih tetap dapat melakukan tes dan analisa,” kata dr Vinroot. “Ini adalah kemampuan yang hanya dimiliki oleh segelintir perusahaan, otoritas kota dan rumah sakit di Jakarta, Eropa atau Amerika.”

International SOS, penyedia jasa medis bagi PTFI, tengah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika untuk memprioritaskan penggunaan unit PCR yang dapat dimanfaatkan sepenuhnya bagi kebaikan masyarakat, terang dr Firdy Permana, Public Health Manager di Jobsite. 

“Kriteria untuk menjalani tes PCR saat ini adalah adanya gejala COVID-19 dan sejarah kontak yang diketahui dengan orang yang menunjukkan gejala,” terang dr Firdy. 

Memastikan Rangkaian Upaya yang Dilakukan Berhasil
Walaupun tes PCR memiliki kemampuan canggih dalam tes virus corona, sejatinya hal ini hanyalah bagian dari lingkaran strategi – pemeriksaan, pengujian, penelusuran kontak, pengawasan dan pemantauan, pembatasan sosial dan kebersihan yang baik – untuk melawan pandemi ini. 

Saat rekomendasi dari direktur medis perusahaan, otoritas jasa kesehatan dan pemerintah berubah, perusahaan akan mengalihkan pendekatannya dengan terus berkomitmen melindungi karyawan dan masyarakat, menyediakan layanan medis terbaik serta mematuhi seluruh panduan mitigasi yang ada. 

Namun, perusahaan tidak bisa bekerja sendiri.

“PTFI kini dilengkapi dengan kemampuan dan fasilitas medis yang ditingkatkan, tapi karyawan dan masyarakat tidak boleh melonggarkan anjuran upaya pencegahan yang sudah dan terus dilakukan,” kata dr Firdy. “Kami meminta agar kita semua tetap waspada, terus menerapkan pembatasan sosial dan kebersihan diri yang baik serta menggunakan masker guna mencegah gelombang kasus baru yang bisa mengganggu kemampuan yang telah kita miliki.”





Kembali Ke List