Site-site Perusahaan Meningkatkan Pemahaman dalam Penerapan Pembatasan Sosial


01 July 2020


(1 Juli 2020) Bagi Derek Cooke, pertarungan dengan virus corona memerlukan upaya-upaya komunikasi gigih yang dibarengi dengan kesabaran dan ketekunan.

Berbagi ide tentang bagaimana menerapkan cara terbaik untuk melindungi karyawan melalui praktik pembatasan sosial yang berkelanjutan telah menjadi salah satu jurus ampuh dalam pertarungan melawan virus corona, ungkap Cooke, President-Cerro Verde.

Memadukan upaya-upaya mitigasi dengan proses kerja yang sudah ada merupakan sebuah kelaziman baru bagi Freeport-McMoRan di seluruh dunia.

“Salah satu hal terbaik yang telah kami lakukan adalah dengan bicara dengan karyawan, menggali ide-ide mereka serta mendorong rekan-rekan kerja di Morenci dan Sierrita untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti “Berapa orang yang kamu angkut dalam mobil?” kata Cooke. “Sudah banyak ide-ide menarik yang muncul dari karyawan tentang praktik terbaik, kita sama-sama belajar satu sama lain.”

Freeport-McMoRan telah berupaya melawan pandemi melalui berbagai cara mulai dari pemeriksaan kesehatan, pengujian, perawatan dan penelusuran kontak hingga menambah kapasitas tambahan di rumah sakit-rumah sakit dan menyediakan area khusus karantina bagi karyawan.

Namun kekuatan sejati respon perusahaan dalam melawan pandemi ini terletak pada kemampuan karyawan memahami dan menerapkan praktik pembatasan sosial dan kebersihan diri yang aman baik itu di dalam maupun di luar pekerjaan.

“Banyak negara dan kota-kota, bisnis-bisnis kembali dibuka dengan ancaman virus yang tetap nyata di tengah kita dan salah satu cara terbaik untuk mengelak dari risiko terpapar virus menular ini adalah dengan menerapkan 3M: mencuci tangan, menggunakan masker dan memperhatikan pembatasan jarak sosial,” terang dr Richard Vinroot, Vice President and Medical Director. “Ini bukan hanya diterapkan di lingkungan kerja, tapi juga berlaku saat karyawan kita di rumah bersama keluarga mereka. Inilah alasan kami meminta setiap orang menghindari perkumpulan dalam jumlah besar.”

Seringkali hal ini terdengar lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, apalagi saat semua orang sudah tidak sabar kembali ke denyut kehidupan normal setelah berbulan-bulan melalui beragam bentuk karantina wilayah. Kita juga menyadari adanya dorongan besar untuk berkumpul kembali dengan keluarga dan teman-teman, melakukan berbagai aktivitas di luar jam kerja bersama-sama. Namun menangkal virus corona betul-betul merupakan sebuah usaha bersama dan memerlukan kewaspadaan secara terus-menerus, contohnya:

  • Jaga jarak 2 meter dari orang lain dan menjauhlah jika seseorang kedapatan terlalu dekat (kurang dari 2 meter) dengan Anda
  • Gunakan masker saat pembatasan jarak tidak memungkinkan dilakukan, misalnya saat berada di dalam kendaraan, di ruang-ruang perkantoran atau saat berada dalam sebuah aktivitas yang melibatkan perkumpulan orang.
  • Cuci tangan Anda sesering mungkin dan jangan menyentuh wajah Anda

Penerapan langkah pencegahan di luar jam kerja merupakan hal yang sama pentingnya untuk dilakukan dalam upaya mencegah penyebaran virus di lingkungan keluarga dan rekan kerja.

Kelaziman yang baru namun penting

Di Peru, yang baru mendapati kasus virus corona pertamanya di minggu pertama bulan Maret, pandemi corona telah mengakibatkan rumah sakit di seluruh penjuru negeri nyaris mendekati kapasitas maksimalnya, termasuk di Arequipa, kota terbesar paling dekat dengan Cerro Verde.

“Kondisi di Peru dan Arequipa bukanlah sesuatu yang ideal. Segala hal yang kita lakukan berfokus pada kesehatan dan keselamatan karyawan, keluarganya dan masyarakat di sekitar kita, karena ini merupakan dunia yang baru dengan segala kelaziman barunya,” kata Cooke. “Kita lebih aman berada di tambang dibanding kita berada di tengah komunitas di luar sana, dan kami berusaha untuk menjaganya tetap demikian.”

Semua karyawan di Cerro Verde menggunakan masker di setiap pekerjaan yang mereka lakukan. Mereka juga telah belajar menerapkan kebersihan diri yang baik serta melakukan penjagaan jarak fisik. Hal ini telah menjadi sebuah penyesuaian yang tidak mudah dan di situlah kesabaran dan ketekunan diperlukan.

“Karyawan kita di Peru adalah orang-orang luar biasa. Salah satu bagian dari budaya orang di sini adalah kontak yang dekat satu sama lain – berpelukan, bersalaman dan memberikan ciuman di pipi. Penyesuaian yang dilakukan bukanlah hal yang mudah tapi saya sangat terkesan dengan bagaimana para karyawan dapat menyesuaikan diri dan membawa kebiasaan baru ini dalam kehidupan pribadi mereka: bagaimana mereka saling memperhatikan satu sama lain dan betapa cepatnya mereka beradaptasi dengan hal baru – terutama tentang pembatasan sosial.”

Banyak yang harus dipelajari

Ketekunan dan kewaspadaan yang sama telah berbuah manis dalam penerapan langkah-langkah pencegahan yang baik di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave PT Freeport Indonesia.

Bagi GBC Rail Construction Supervisor, Alexander Mone, merupakan hal yang wajar jika karyawan perlu sesekali diingatkan kembali akan pentingnya bekerja dengan cara aman baru yang penuh kehati-hatian.

“Tim harus memahami langkah-langkah pencegahan baru, rencana yang direvisi dan protokol kerja baru, sementara di saat yang bersamaan harus menyesuaikan diri dengan adanya langkah pencegahan dalam bekerja mulai dari menggunakan sarung tangan dan masker hingga menerapkan kebersihan diri yang baik setiap saat,” kata Mone. “Kami terus mengingatkan karyawan akan langkah-langkah baru ini setiap hari dan juga menekankan pentingnya istirahat cukup dan makan makanan bergizi.”

Standar keselamatan yang lebih tinggi

Di Sierrita, pola pikir yang berusaha ditanamkan David Rhoades dan timnya adalah bukan hanya membuat karyawan patuh terhadap peraturan baru, tapi juga mengajak mereka mengupayakan segala yang mereka mampu untuk membantu mencegah penyebaran virus.

Di lapangan, saat Anda keluar dari mobil dan melenggang tanpa menggunakan kacamata pelindung, Anda tidak perlu menunggu lama hingga seseorang dengan sopan namun tegas, menegur Anda untuk mengenakan kacamata pelindung. Ini adalah salah satu contoh budaya keselamatan yang telah terbentuk dan terpelihara dengan baik. Budaya keselamatan yang sama yang memampukan seseorang, terlepas dari tingkatan dan lama masa kerjanya, untuk bersuara dan menghentikan pekerjaan saat mendapati sesuatu yang tidak aman.

Pendekatan yang sama inilah yang diperlukan dalam menyikapi langkah pembatasan sosial, kata Rhoades, General Manager-Sierrita.

“Dengan pertemuan setiap hari yang dilalui karyawan, kita ingin mereka berpikir ‘kalau orang ini positif, apa yang bisa saya lakukan untuk melindungi diri?’” kata Rhoades. “Dengan tempat-tempat umum yang mulai dibuka di dunia luar, menjadi semakin kritikal bagi kita untuk menerapkan pembatasan sosial secara lebih baik.”

Proses penelusuran kontak di Sierrita – upaya memperoleh daftar orang-orang yang melakukan kontak dengan seseorang yang dites positif untuk memantu menghentikan penyebaran virus – membuktikan bahwa karyawan di site ini telah memahami langkah pembatasan sosial ini dengan sepenuh hati.

“Kami telah memiliki dua contoh kasus positif yang saat karyawan yang bersangkutan ditanyai siapa saja yang telah melakukan kontak dekat dengan mereka, jawabannya adalah tidak ada. Inilah gol yang ingin kita capai. Ini membuktikan bahwa baik karyawan yang positif maupun orang-orang di sekitarnya telah menerapkan pembatasan sosial dengan cukup baik,” terang Rhoades.

Namun, hal yang sebaliknya terjadi saat seorang karyawan dinyatakan positif dan mengungkapkan bahwa seluruh rekan kerja di timnya telah melakukan kontak dekat dengannya. Seluruh anggota kru kerja kemudian menjalani karantina selama 14 hari.

“Ini adalah bukti sempurna tentang bagaimana kita ingin membatasi kontak dengan sebisa mungkin menerapkan pembatasan sosial, dan kami terus mencari cara-cara lain untuk dapat menerapkannya dengan lebih baik lagi,” pungkas Rhoades.

Tahukah Anda?

Sebuah studi baru yang dilakukan National Academy of Sciences menemukan bahwa penggunaan masker dapat secara signifikan mengurangi penyebaran COVID-19 dari seseorang yang dinyatakan positif, menunjukkan keunggulan langkah ini dari langkah pencegahan lainnya.

Studi yang memperoleh datanya dari Italia, New York dan Wuhan di Cina ini dipublikasikan pada 11 Juni dalam sebuah jurnal akademis. Studi ini mengidentifikasi bahwa penyebaran transmisi di udara merupakan jalur yang dominan bagi COVID-19 untuk menyebar dan menyimpulkan bahwa “penggunaan masker di tempat umum berkaitan erat dengan cara paling efektif untuk mencegah terjadinya penularan antar-manusia.”   

Image-1
Sierrita dan site di seluruh dunia menerapkan kelaziman baru untuk mencegah penyebaran covid-19.
Image-2
Karyawan PTFI di konstruksi rel tambang bawah tanah mengikuti panduan baru untuk saling melindungi.
Image-3
Untuk mencegah penyebaran virus corona, karyawan di El Paso menggunakan masker.
Image-4
Social distancing di seluruh site menjadi salah satu pertahanan ampuh melawan virus corona.
Image-4
Image-4
Image-4
Image-4


Bersatu dalam praktik penerapan pembatasan sosial di seluruh site menjadi salah satu pertahanan ampuh perusahaan dalam melawan penyebaran COVID-19.





Kembali Ke List