Teknisi Uji Air Bersertifikasi Menjamin Kualitas Air di Jobsite
20 September 2019
Perusahaan membantu 61 karyawan PT Freeport Indonesia menyelesaikan pelatihan penguji air dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi agar mematuhi peraturan pemerintah baru yang mewajibkan siapa pun yang mengambil sampel air disertifikasi.
“Kita akan memiliki teknisi-teknisi Pengambil Contoh Uji Air (PCUA) tersertifikasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP),” kata Zulkifli Lambali Kepala Teknik Tambang PTFI saat secara resmi membuka pelatihan Sertifikasi Pengambil Contoh Uji Air (16 – 20/9) di Leadership Academy Building Bukit Barat.
Dalam aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terbaru, melalui P.3 / MENLHK / SETJEN / KUM.1/2/2018 juga mensyaratkan personil yang terlibat dalam pengambilan contoh air adalah personil kompeten dan tersertifikasi sebagai pengambil contoh uji air.
Hal ini akan memastikan air yang digunakan memenuhi standar yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 tahun 2010 mengenai air layak minum. Hal ini menguatkan komitmen perusahaan mengurangi jumlah sampah plastik melalui pengurangan konsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Jobsite.
61 peserta harus lulus rangkaian tes. Tahap pertama uji portofolio bertujuan untuk memastikan latar belakang pendidikan dan tugas sehari-hari mereka sebagai penguji contoh air memenuhi persyaratan untuk mengikuti tahap kedua yaitu, tes tulis.
Jika kedua tahap tes terpenuhi, peserta dapat mengikuti tahapan tes akhir yaitu tes praktik. Tim penilai dari Lembaga Serfitikasi Profesi Lingkungan Hidup Indonesia (LSP-LHI) akan menguji secara langsung pemahaman dan praktik teknik pengambilan contoh air di lapangan sesuai standar nasional.
“Sertifikasi ini adalah masalah serius," kata Nurul Jannah, selaku Penguji LSP-PHI. “Setiap peserta diwajibkan menanda tangani pernyataan akan melaksanakan kewajiban mereka sebaik mungkin.” tambahnya.
Kurang lebih 29.000 orang di Jobsite mengandalkan teknisi uji air untuk memberikan hasil sampel air secara jujur dan akurat.
“Data terakhir mencatat PTFI berkontribusi tinggi dalam hal sampah plastik, sekitar 4,2 juta limbah botol plastik per tahun,” kata Zulkifli. “Dengan menyediakan air layak minum, PTFI telah berhasil mengurangi 90% dari kontribusi itu.”
Kembali Ke List
